Selasa, 24 November 2015

PROFIT TRADING

Image result for trading saham
Add caption



Pertanyaan tersebut adalah pertanyaan mendasar yang sering kali harus saya hadapi, ketika saya berhadapan dengan pemodal (pelaku pasar modal).  Baik trader maupun Investor.  Untuk menjelaskannya, sering kali saya melakukannya dengan menggunakan sebuah model yang saya sebut sebagai ‘profit model’ atau ‘profit probability model’.

Profit probability model ini bentuknya adalah sebagai berikut:


Profit adalah tujuan dari pemodal ketika melakukan komitmen dana di pasar modal, baik dalam kerangka investasi atau trading saham.   Profit ini adalah ‘the ultimate goal’ (tujuan utama) bagi setiap pemodal.  Untuk memperoleh profit, seorang pemodal harus melakukan transaksi.  Transaksi beli dan/atau transaksi jual.  Di pasar modal Indonesia, kita hanya mengenal satu arah transaksi untuk memperoleh profit:  Beli… harga naik… Jual.  Kalau ‘Beli… harga turun.. Jual’, itu namanya rugi atau loss.  Bukan profit.  Transaksi ini juga yang membedakan antara seorang trader atau investor, dengan seorang ‘omdo’-ers (tukang omong doang).  Kalau kita transaksi, kita merasakan untung rugi.  Kalau tanpa transaksi (atau mungkin transaksi tapi hanya 1 lot per stock pick) kita tidak bisa merasakan untung rugi… jadi bagaimana kita bisa merasakan profit dan strategi trading yang sebenarnya?  Terutama yang transaksi 1 lot-an itu. Dia transaksi 1 lot… sedangkan orang yang mengikutinya transaksi 100 lot.  Dia nyaris tanpa resiko.  Orang yang mengikuti dengan beli 100 lot.. itu seberapa dodolnya? Hehehe.

Transaksi beli atau jual.. itu harus ada alasan yang mendasarinya.  Kalau transaksi tanpa alasan, itu sama saja anda untung-untungan.. judi.  Bisa untung siy.. tapi apa ya bisa konsisten? Untuk memperoleh keuntungan yang konsisten, seorang trader atau investor harus melakukan transaksi berdasarkan sebuah prediksi. Mau prediksi teknikal, fundamental, ekonomi, behavioral finance, hitung bulan, hitung kancing, atau hitung menstruasi… semuanya bebas.  Yang penting ada prediksi yang mendasari transaksi tersebut.

Prediksi dan transaksi ini, nantinya disebut sebagai sebuah system trading.  System trading yang di buat atau didesain untuk memperoleh profit.

Mengapa kita harus disiplin?

Profit hanya bisa didapat kalau seorang pemodal disiplin dalam melakukan transaksi.

Anda mungkin sudah membaca mengenai hal itu pada tulisan saya yang lain.  Tapi, pada tulisan saya ini, saya mencoba menjelaskannya dengan model tersebut diatas dengan sebuah contoh.



Trader Dugem

Alkisah… ada 3 orang trader.  Trader pertama adalah Trader Dugem.  Trader Dugem ini adalah seorang trader yang pemalas, galau, dan tidak disiplin dalam melakukan transaksi.  Tapi… trader ini adalah trader yang berduit dan hobbynya dugem.  Dia baru saja mengikuti sebuah kursus saham (kursus? emang kursus menjahit? hehehe) dan memperoleh sebuah indikator teknikal yang katanya bakal memberikan profit yang luar biasa besar.  Dia memberikan mahar (kaya dukun ye? hehehe) sebesar Rp 50 juta untuk indikator tersebut.  Kita sebut pengajarnya sebagai Dosen Saham (semoga belum ada yang pake nick name itu deh…. hehehe).  Menurut Dosen ini.. indikator itu bakal memberikan signal dengan akurasi prediksi sebesar 40%.  Artinya.. dari 10 signal yang diberikan, 4 signal adalah signal yang benar dan menghasilkan profit.  Sisanya yang 6 signal, akan berakhir dengan kerugian.

Problemnya… Karena ada keperluan… dia langsung cabut sebelum Dosen Saham itu menyampaikan petuahnya secara lengkap.  Yang penting kan sudah dapat indikatornya.. begitu pikir si Trader Dugem

Ternyata… Trader Dugem ini bukanlah seorang yang disiplin.  Dia itu orang yang plin-plan… angot-angotan… galau.  Maklum… kalau malem hang out sampai pagi.  Setiap indikator tersebut memberikan signal beli, Trader Dugem tidak selalu mengikuti signal yang diberikan.  Kadang iya.. kadang enggak.  Kalau orang bilang.. 50:50 (fifty-fifty) deh…

Nah.. dengan kelakuan seperti itu (indikator dengan kualitas 40% dan kemampuan untuk mengikuti signal yang hanya 50:50), hasilnya sudah jelas: Probabilitas dari Trader Dugem untuk memperoleh posisi yang menguntungkan.. hanya menjadi 20%.  Artinya.. dari 10 posisi trading.. hanya 2 posisi yang akan memperoleh keuntungan.

Trader ABRI

Trader yang kedua adalah Trader ABRI.  Namanya juga ABRI.. (mungkin ini adalah polisi cantik yang habis desersi kemarin itu.. hehehe).. mereka kan terbiasa untuk disiplin.  Tapi.. duitnya agak cepak.  Maklum.. namanya juga pegawai negeri.  Trader ABRI ini kemudian juga membeli indikator dari Dosen Saham.  Indikator yang lebih murah.  Maharnya adalah sebesar Rp 25 juta.  Trader ABRI ini memperoleh indikator yang katanya memiliki akurasi sebesar 30 persen.  Artinya: dari 10 signal yang muncul.. hanya 3 yang bakal memperoleh profit.

Nah.. dalam aplikasinya… Trader ABRI disiplin dalam melakukan transaksi.  Dari 10 Signal yang muncul… dia bisa mengeksekusi atau mengkonversikan 9 signal menjadi posisi beli.  Hanya 1 yang terlewat karena dia harus ke kamar mandi untuk buang air.

Indikator dengan kualitas yang lebih jelek, tapi disiplin.  Hasil yang diperoleh adalah sebuah probabilitas keuntungan yang lebih tinggi, 27 persen.  Hampir 3 kali posisi menang, dari 10 kali transaksi.  Probabilitas seorang trader untuk memperoleh keuntungan bisa meningkat, selama trader tersebut disiplin.

Trader Yeah

Well.. namanya saya Trader Yeah… Metal Man.. gitu katanya.  Trader Yeah ini adalah seorang mahasiswa yang rajin ke toko buku.  Dari sebuah buku berwarna hijau yang dibacanya di toko itu (boro-boro beli… baca doang… gak perlu beli.. hehehe). Tapi dalam buku itu, ada sesuatu yang menarik.  Katanya, dengan menggunakan Fibonacci retracment 50%, seorang trader bisa memperoleh akurasi prediksi hingga 70% atau lebih.  Trader Yeah mencoba cara ini.

Trader Yeah ini adalah seorang yang disiplin dan organized.  Maklum.. calon mantu tentara.

Hasilnya ternyata jauh lebih baik.  Dengan kedisiplinannya, Trader Yeah mengeksekusi 90% dari setiap reversal yang muncul, dan melakukan posisi jual ketika harga mencapai Retracment 50%.  Hasilnya ternyata menakjubkan.  Dari 10 kali posisi trading yang dilakukan, sekitar 6-7 posisi trading ternyata bisa menghasilkan keuntungan.

Probabilitas keuntungan memang bisa meningkat pesat ketika seorang trader memiliki cara prediksi dengan akurasi tinggi, plus kemampuan melakukan eksekusi secara disiplin.

So… Kalau anda ingin untung… anda memang harus memiliki prediksi yang bagus.  Anda juga harus disiplin dalam mengeksekusi transaksi.

Mampukah kita melakukan hal itu?

Happy trading… semoga barokah!!!

Satrio Utomo

Tidak ada komentar:
Write komentar