Advertisement

Rabu, 16 Desember 2015

HARGA MINYAK TERENDAH


SEOUL. Harga minyak dunia pagi ini (17/12) diperdagangkan mendekati level terendahnya sejak Februari 2009.
Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.36 waktu Seoul, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran Januari berada di level US$ 35,37 per barel di New York Mercantile Exchange atau turun sebesar 15 sen.
Pada Rabu (16/12) kemarin, harga kontrak minyak mengalami penurunan US$ 1,83 menjadi US$ 35,52 per troy ounce. Ini merupakan level terendah sejak Februari 2009.
Penurunan harga minyak terjadi setelah cadangan minyak Amerika melonjak. Data yang dirilis Energy Information Administration menunjukkan, cadangan minyak AS naik sebanyak 4,8 juta barel menjadi 490,7 juta pada pekan lalu. Ini merupakan level tertinggi sejak 1930.
Faktor lainnya adalah kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve sebesar 0,25%. Keputusan itu diambil secara bulat.
"Melonjaknya cadangan minyak menjadi elemen bearish yang kuat bagi harga emas," jelas analis komoditas Samsung Futures Inc di Seoul Hong Sung Ki.
Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Februari turun 23 sen menjadi US$ 37,16 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Kontrak minyak Brent untuk pengantaran Januari kemarin turun US$ 1,26 menjadi US$ 37,19 per barel. Ini merupakan posisi terendah sejak Desember 2008.
Jakarta -Kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS), yaitu The Federal Reserve (The Fed) sudah direalisasikan. Kalangan investor juga menyambut positif kenaikan yang terjadi sebesar 0,25% menjadi 0,50%.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menilai, pergerakan nilai tukar rupiah memang tampak menguat sejak pagi tadi. Hal ini dikarenakan pelemahan sudah terjadi jauh sebelumnya, akibat antisipasi investor.

"(Dampaknya) pasti di nilai tukar. Tapi nilai tukar itu nilainya sudah terefleksi sebelumnya dengan antisipasi akan naik ini. Yah pokoknya sudah diantisipasi," ujar Bambang, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (17/12/2015)

Keputusan The Fed, menurut Bambang, memang sudah diperkirakan. Seiring dengan komunikasi yang dilakukan AS dalam berbagai pertemaun Internasional. Sehingga ketika direalisasikan hari ini, terlihat tidak ada kepanikan.

"Soal The Fed pokoknya itu sudah sesuai perkiraan, hari ini mereka menaikkan 25 basis poin (bps). Dampaknya sudah diantisipasi sebelumnya. Market sudah mengantisipasi," terang Bambang.

Terkait dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), Bambang enggan berkomentar. Sekarang fokus yang terbaik dilakukan adalah dengan menjaga stabilitas makro ekonomi.

"Tidak usah dibahas, itu urusan BI. Kita jaga stabilitas makro, yang penting itu," sebutnya.

TRADING SAHAM



Kementerian Keuangan Republik Indonesia menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk
(BNI) sebagai mitra menyalurkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Penyaluran dana akan diimplementasikan melalui Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (SPAN).

Kemitraan ini merupakan kelanjutan dari kerja sama sebelumnya yang sudah berlangsung
sejak Januari 2014 dan akan berakhir pada akhir Desember 2015

PT Bank Mandiri Tbk siapkan layanan perbankan untuk menyalurkan dana APBN 2016
kepada satuan kerja (satker), melalui Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN).

Layanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan penyaluran
dana APBN untuk membiayai belanja pemerintah.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan perseroan telah menyiapkan
sistem yang terintegrasi langsung dengan sistem di Bank Indonesia sehingga Satker yang
telah memenuhi persyaratan dapat segera melakukan pencairan anggaran

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mempercayai Bank Mandiri dan tiga Bank
BUMN lainnya untuk menyalurkan dana APBN ke berbagai Kementerian. Untuk
itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mempersiapkan diri agar satuan kerja yang
telah memenuhi syarat dapat segera melakukan pencarian dana.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Bank Mandiri saat
ini telah menyiapkan sistem yang tereintegrasi langsung dengan sistem Bank
Indonesia. Sehingga, diharapkan dana APBN akan dapat segera dicarikan tanpa
adanya kendala yang berarti

Harga saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menguat selama dua hari
berturut-turut setelah mencetak return minus 56 persen selama setahun terakhir.
Investor asing kembali masuk ke saham distributor gas milik negara ini.

Pada perdagangan sesi I hari ini (Kamis, 17 Desember 2015), harga saham PGAS
naik 6 persen ke Rp2.665, ditopang oleh pembelian bersih investor asing. Kenaikan
ini melanjutkan penguatan 3,89 persen pada perdagangan kemarin. Padahal, harga
saham PGAS sudah anjlok dari titik tertingginya Rp6.000 pada 30 Desember 2014

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berharap agar PT Pertamina Gas (Pertagas)
dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) segera bersinergi. Utamanya dalam operasi dan
membangun proyek pipa bersama.

Edwin Hidayat Abdullah, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut, sinergi pertama yang bisa
dilakukan Pertagas dengan PGN adalah dengan melakukan perencanaan, pengelolaan,
dan pengembangan jaringan gas bersama-sama

Emiten distributor bahan bakar minyak dan industri kimia dasar PT AKR Corporindo Tbk.
meresmikan lima terminal baru dengan investasi senilai Rp1,03 triliun.

Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengatakan perseroan meresmikan
tiga terminal baru dan dua perluasan fasilitas di 6 lokasi. Total kapasitas tangki mencapai 21 unit
sebanyak 90.000 kiloliter.

"AKR kembali mengoperasikan lagi 21 unit tangki baru yang ada di beberapa lokasi strategis
di Indonesia," ujarnya saat sambutan dalam peresmian pengoperasian terminal baru di Bitung,
Sulawesi Utara, Kamis
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia terus mengembangkan pasar dengan
membuka rute penerbangan baru dari Kota Semarang (Jateng) ke Pangkalan Bun
(Kalteng) dan sebaliknya mulai Rabu, 23 Desember 2015.

"Rute Semarang - Pangkalan bun (GA 7527) dilayani sebanyak tiga kali per minggunya
yaitu Hari Rabu, Jumat, dan Minggu," kata General Manager Garuda Indonesia Branch
Office Semarang I Wayan Supatrayasa di Semarang

Selasa, 15 Desember 2015

NILAI TUKAR RUPIAH ,INDEX DAN COMODITY




Volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dikontribusi
oleh isu kenaikan suku bunga AS The Federal Reserve (The Fed).

Dolar AS kian perkasa terhadap rupiah hingga menembus level Rp 14.000. Meski
demikian, tekanan terhadap rupiah hanya bersifat sementara. Secara fundamental
ekonomi Indonesia masih dalam kondisi baik

Harga karet semakin rendah pada Selasa (15/12/2015) di tengah kelesuan harga
minyak dan stok yang melimpah..

Kontrak karet untuk pengiriman Mei 2016, kontrak teraktif di Tokyo Commodity
Exchange, ditutup turun 2,47% ke harga 162,10 yen atau Rp18.736 per kilogram.

Komoditas tersebut hari ini berfluktuasi antara harga 161,90–166,90 yen per kilogram
setelah dibuka stagnan di harga 166,20 yen per kilogram

PT Pertamina (Persero) membutuhkan dana investasi sebesar US$ 40 miliar untuk
membangun enam kilang. Pembangunan kilang diperlukan untuk menutup defisit
bahan bakar minyak (BBM).

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan, kapasitas kilang perseroan
saat ini hanya 800.000 barel per hari (bph), sementara kebutuhan BBM nasional
mencapai 1,6 juta bph. Selisih kekurangan pasokan itu ditutup Pertamina dengan
impor

INDEX BURSA

16:0017:0018:0019:0020:0010,400.0010,300.0010,250.0010,350.00Investing.com (GMT +7)10,366.00
Quotes are CFD's data
FTSE 100
5,974.00
+99.94
+1.70%
S&P 500
2,021.94
+9.57
+0.48%
CAC 40
4,566.30
+93.23
+2.08%
DAX
10,368.00
+228.66
+2.26%
Hang Seng
21,274.37
-35.48
-0.17%
Nikkei 225
18,565.90
-317.52
-1.68%


COMODITY
16:0017:0018:0019:0020:001,060.001,062.001,064.001,066.001,068.00Investing.com (GMT +7)1,065.30
Quotes are CFD's data
Gold
1,065.40
+2.00
+0.19%
Copper
2.077
-0.034
-1.62%
Brent Oil
38.66
+0.50
+1.31%
Silver
13.715
+0.020
+0.15%
Crude Oil
36.51
+0.20
+0.54%
Natural Gas
1.850
-0.044
-2.35%

Time Frame 
2015-12-15 13:03:41 GMT
Gold
1,065.50
 
+2.10 (+0.20%)
Summary
STRONG BUY
Moving Averages:
Buy (8)
Sell (4)
Indicators:
Buy (8)
Sell (1)

  Gold1,065.50Strong Buy 
  Silver13.725Neutral 
  Copper2.078Strong Sell 
  Crude Oil36.50Sell 
  Brent Oil38.65Strong Buy 
  Natural Gas1.849Strong Sell