Sabtu, 12 Desember 2015

SURAT UTANG NEGARA

JAKARTA. Sepanjang November 2015, surat utang negara (SUN) calon seri acuan alias benchmark tahun 2016 menjadi obligasi pemerintah yang paling banyak diburu investor di pasar sekunder.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan SUN pada November 2015 mencapai Rp 221,38 triliun.
Angka tersebut naik 9,57% month on month (mom) dibandingkan Oktober 2015 sebesar Rp 202,04 triliun.
Nilai transaksi juga meningkat 10,11% mom menjadi Rp 215,49 triliun dibandingkan sebelumnya, yakni Rp 195,69 triliun pada periode sama.
Namun frekuensi perdagangan merosot 6,09% mom menjadi 10.119 kali dari sebelumnya 10.775 kali.
Dari aspek nilai, SUN calon benchmark tahun 2016 yakni FR0056 menjadi obligasi pemerintah yang paling banyak diperdagangkan senilai Rp 36,35 triliun.
Diikuti SUN benchmark tahun 2015, yaitu FR0070 sebesar Rp 23,86 triliun, FR0069 sebanyak Rp 17,19 triliun, FR0071 senilai Rp 16,1 triliun, serta FR0068 Rp 13,72 triliun.
Sedangkan dari segi frekuensi, FR0068 tercatat sebagai obligasi pemerintah yang paling banyak diperdagangkan sebanyak 1.158 kali.
Analis Millenium Capital Management Desmon Silitonga berpendapat, wajar apabila SUN calon benchmark seperti FR0056 merajai pasar sekunder.
Maklum, sepanjang tahun 2015, pemerintah gencar menerbitkan seri tersebut melalui lelang.
"Likuiditas yang tinggi membuat SUN calon benchmark diminati investor untuk trading," kata Desmon.
Serupa, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Anil Kumar juga menilai, pelaku pasar menggemari SUN calon benchmark karena likuiditas yang tinggi untuk kebutuhan trading tahun depan.
FR0056 menurutnya diburu investor karena SUN bertenor sekitar 10 tahun menjadi seri acuan di pasar surat utang dunia.
Ini berbeda dengan FR0072 dan FR0073 yang bertenor panjang sehingga peminatnya cukup tersegmentasi, seperti dana pensiun dan asuransi.
Sepanjang November 2015, sukuk ritel SR-007 menjadi obligasi pemerintah ritel yang paling berkilau.
Menurut Desmon, obligasi ritel pasti akan digemari pelaku pasar pada tahun pertama peluncurannya di pasar sekunder.
Sebab, sebagian investor akan menjualnya untuk memperoleh kenaikan harga alias capital gain.
Desmon menduga, SUN calon benchmark tahun 2016 akan kembali merajai perdagangan Desember 2015.
Sependapat, Anil memprediksi SUN calon benchmark bakal laris manis di pasar sekunder.
Lalu diikuti oleh SUN benchmark tahun 2015.
Menurut Anil, pelaku pasar akan mengalihkan portofolio mereka dari SUN seri lawas ke seri teranyar. 

Tidak ada komentar:
Write komentar