Minggu, 29 November 2015

INDICATOR

Dalam analisa teknikal kita mengenal beberapa perangkat yang digunakan untuk memprediksi trend pergerakan harga, mengetahui support dan ressistance serta overbought-oversold. Perangkat tersebut mendasarkan pada data historis yang terjadi dimasa lampau. Namanya indikator.

Indikator diciptakan oleh banyak analis teknikal dan masing-masing memiliki tujuan tertentu. Beberapa ahli menciptakannya untuk memprediksi trend yang sedang berlangsung. Lainnya menciptakan indikator teknikal untuk mengukur OB dan OS. Sementara ada juga yang menciptakannya untuk mengetahui batasan sup dan res.
  
Nama indikator teknikal juga banyak yang sama dengan nama penemunya. Sebagai contoh indikator bernama Bollinger Bands, diciptakan oleh John Bollinger, seorang Analis Teknikal keturunan Yahudi.
Namun kalau mau diselidiki sebenarnya indikator menerapkan prinsip ilmu statistik dalam perhitungannya. Ya, statistik. Namun jangan khawatir, kalau Anda tidak menyukai statistik (sama seperti saya), kabar baiknya, Anda tidak perlu melakukan perhitungan manual satu persatu dalam membuat indikator. Semua software penyedia grafik forex biasanya sudah menyediakan built in indicator didalamnya dan kita tinggal menggunakannya saja. Bahkan ada beberapa platform yang memungkinkan kita membuat indikator sendiri. Ya, tentu saja itu kalau Anda sudah advance. Saya sendiri tidak tertarik untuk membuat indikator sendiri. Bagi saya indikator yang ada sekarang sudah memadai.
Ada terdapat lebih dari 300 indikator yang dapat Anda gunakan dalam melakukan analisa teknikal. Namun dalam penerapannya nanti Anda hanya membutuhkan 2 sampai maksimal 4 jenis indikator saja kok. Bukan berarti semakin banyak indikator akan semakin baik. Tidak. Yang ada adalah semakin membingungkan. Gunakan secukupnya saja dan mulailah terbiasa dengan beberapa indikator yang menurut Anda baik.

Perlu ditekankan disini bahwa mengetahui banyak indikator bukan berarti menjamin trading Anda profit. Esensi dari penggunaan indikator terletak pada bagaimana Anda memadukan satu indikator dengan indikator lainnya serta timing dan periode yang Anda gunakan. Jika diibaratkan sebuah kerajaan, maka indikator berperan sebagai penasehat bagi Anda dalam menentukan kebijakan untuk kerajaan Anda. Andalah yang memutuskan apakah nasehat tersebut dituruti atau tidak. Semakin banyak penasehat maka semakin banyak suara yang diberikan. Kadang itu menjadi bukan saja membuat waktu tetapi menyesatkan dan seringkali menggerus emosi kita.

Nah, itu sebabnya Anda perlu mengetahui dan memilih indikator yang terbaik bagi Anda sendiri.
Diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 pada bukunya New Concepts in Technical Trading Systems.

alt

Jika diterapkan pada metatrader 4 :
rsi
Perihal kegunaannya, RSI dapat kita gunakan untuk mengetahui hal-hal berikut ini:
  1. Divergence positif / negatif 
  2. Momentum pergerakan harga
  3. Kondisi overbought / oversold
Namun diantara ketiga kegunaan diatas, kegunaan pertamalah yang paling sering dipakai oleh para trader terutama karena sisi kemudahannya sehingga interpretasi RSI tidak bias antara satu trader dengan trader lainnya.

Cara pengidentifikasian kondisi overbought / oversold dengan RSI sangatlah sederhana. Sederhana namun belum tentu mudah. Aturan umum yang berlaku adalah kondisi overbought diperoleh bila RSI memotong garis 70 dan oversold bila RSI memotong garis 30. Beberapa buku juga merekomendasikan 20-80 sebagai batasan OB dan OS. Bisa saja untuk mata uang tertentu dalam kondisi tertentu batasan overbought / oversold berada pada 40-60, jadi bergantung mana yang sesuai. Lagi-lagi perlu dilakukan trial and error. Namun demikian sebagai sedikit panduan, RSI akan semakin akurat digunakan pada kondisi pasar yang efisien dan stabil. Sampai saat ini, pasar forex merupakan pasar yang paling stabil dan efisien dalam pergerakannya (harga lebih ditentukan oleh market dan sangat likuid). Jadi, sedikit banyak batasan 30-70 masih berlaku disini walaupun tidak mutlak.
Perhatikan chart berikut ini:
alt 

Pada gambar, bagian diatas yang diraster dengan warna kuning adalah daerah OB dan OS pada RSI yaitu diatas 70 dan dibawah 30. Perhatikan ketika RSI berada pada area-area tersebut maka harga akan segera berbalik kembali seperti pada bagian yang diberi lingkaran. Perihal bagaimana harga berlaku ketika situasi OB dan OS terjadi, kita telah mempelajarinya pada chapter 3 di kelas Walking Lamb ini. Wuah menarik bukan? Sebuah indikator yang mampu mengetahui kapan harga berbalik! Berterima kasihlah pada J.W. Wilder untuk hal ini.

The Centerline Crossover

Seperti juga pada MACD yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan momentum kenaikan/penurunan harga, RSI juga dapat digunakan untukhal yang sama. Bedanya jika pada MACD crossover terjadi pada garis nol maka pada RSI pada garis 50.

Cara membaca kekuatan momentum suatu harga sama seperti pada MACD yakni bila garis RSI menembus centerline (garis 50) dari bawah maka sedang terjadi trend kenaikan. Besarnya momentum sebanding dengan besar nilai RSI yang terjadi. Demikian juga berlaku sebaliknya. Mari kita perjelas dengan satu gambar:

alt

Perhatikan bagian yang diberi tanda lingkaran merah. Nampak ketika RSI juga menyentuh centerline dari bawah keatas maka harga bergerak naik dan sebaliknya ketika garis RSI menembus centerline dari atas kebawah maka harga cenderung mengarah turun. Memang ada situasi-situasi tertentu dimana sinyal ini tidak berlaku dikarenakan hal tersebut merupakan false signal pada RSI yang akan kita bahas pada sub judul setelah ini. Namun dengan centerline crossover ini maka akan sangat membantu kita dalam menentukan kondisi beli dan jual.

False Signal pada RSI

Jangan menggunakan RSI sebagai indikator Anda tanpa membaca bagian ini terlebih dahulu!! Mengapa? Jika Anda cukup cermat memperhatikan gambar-gambar yang disajikan di atas pasti beberapa di antara Anda bertanya, mengapa ada beberapa keadaan dimana apa yang dikatakan RSI berbeda dengan keadaan yang sebenarnya?

Inilah yang disebut false signal alias sinyal palsu. Jika kita telusuri dari rumus RSI mula-mula dapat kita ketahui bawha pada dasarnya RSI bergerak dengan sangat sensitif. Sebuah indikator yang sensitif memungkinkan kita memiliki banyak “anjuran” untuk Buy/Sell menurut indikator yang bersangkutan. Itu keuntungannya. Namun itu pun menjadi sekaligus bumerang bagi kita karena dengan semakin banyaknya anjuran yang ada maka akan semakin banyak kesempatan untuk terjadi anjuran yang menyesatkan yang membawa kerugian besar.

Oleh banyak  chartist, RSI tidak digunakan sendirian sebagai indikator utama karena sifat sensitifnya itu. RSI lebih sering dipakai sebagai penguat anjuran oleh indikator lain.

Lalu adakah cara untuk menghilangkan false signal pada RSI atau setidaknya mengurangi kepalsuan si RSI ini? Ada. Tentu saja ada. Cara yang paling sederhana adalah mencari periode yang terbaik pada RSI yang hendak kita gunakan. Seperti kita ketahui bersama bahwa semakin besar periode sebuah indikator maka sifat sensitifitas akan semakin bekurang. Hal ini juga berlaku pada RSI dengan demikian kita dapat menggunakan RSI dengan periode sedikit lebih besar dari biasanya yaitu 14. Atau dapat juga menggunakan periode diatas itu, misalnya periode 18. 
alt
Bisa Anda perhatikan pada gambar di atas bagaimana RSI periode 18 (berwarna biru) terlihat lebih lamban dalam mengakomodasi pergerakan mata uang dibandingkan dengan periode standar yaitu 14.
Nah, periode mana yang cocok, silakan Anda yang tentukan sesuai selera masing-masing. Belajar Forex sendiri jika hendak menggunakan RSI biasanya menggunakan periode 10 atau 14, namun saya kembalikan lagi pada Anda sebagai pembaca.
Cara lainnya lagi adalah mengurangi sifat sensitifitas RSI dengan memangkas bagian-bagian RSI yang terlalu keriting. Caranya dengan memberikan penghalus pada RSI menggunakan SMA.

alt
Pada gambar diatas saya menggunakan SMA 3 periode untuk menghaluskan RSI yang terlalu keriting. Terlihat bahwa grafik kini menjadi lebih halus dan kita cukup memperhatikan SMA pada RSI ini saja untuk mengetahui kondisi OB dan OS pada RSI. Dalam penggunaan SMA pada RSI, perlu dipahami untuk tidak menggunakan periode yang lebih besar dari 5 dikarenakan akan merusak keunggulan RSI itu sendiri yaitu sensitifitasnya. Jadi, cukup gunakan periode 1-5 dari SMA saja.
Penghalusan grafik ini sangat berguna bagi indikator RSI yang dapat sering kali “hanya mampir” sebentar pada area OB dan OS atau pun menembus centerline hanya sesaat saja. Dalam keadaan demikian, SMA akan meredamnya sehingga kurva menjadi lebih halus.

Tidak ada komentar:
Write komentar