Minggu, 29 November 2015

PIVOT POINT

Pivot Points merupakan cara perhitungan untuk menentukan area support dan ressisatance. Dia tidak tergolong indikator, namun masih dibilang sebagai cabang  analisa teknikal karena sama-sama mengambil keputusan berdasarkan proyeksi masa lalu. Perhatikan rumus berikut ini:
Pivot point = (H + L + C + O)/4
R1 = (2 x P) – LR2 = P + (H – L)S1 = (2 x P) – HS2 = P – (H – L)
Rumus diatas adalah rumus dalam perhitungan Support Ressistance dengan menggunakan pivot points. Yang dimaksud O, H, L, C dan P berturut-turut adalah Open, High, Low, Close dan Pivot pada sebuah grafik candlestick. R dan S adalah Ressistance dan Support. Berbeda dengan sup dan ress menggunakan history harga, pada Pivot, kita dapat menggunakan titik sup dan ress yang berlapis bahkan hingga beberapa kali. Mari kita lihat contoh perhitungannya saja:
Berikut ini adalah data O, H, L, C dari GBPUSD dengan periode H1
gbpusd.jpg


Open
1,6349
High
1,6349
Low
1,6310
Close
1,6331


alt

Maka dengan demikian perhitungan titik Pivot menjadi:
P = (O + H + L + C)/ 4
P = (1.9984 + 1.9991 + 1.9874 + 1.9900) / 4
  P = 1,9937 
Nah dengan demikian Sup dan Res dapat ditentukan sbb:
Sup 1 = (2 x P) – H
Sup 1 = (2 x 1.937–1.9991
 Sup 1 = 1.9884
Dan Sup 2 adalah:
Sup 2 = P – (H – L)
Sup 2 = 1.9937 – (1.9991 – 1.9874)
 Sup 2 = 1.9820

Ress 1:
Res 1 = (2 x P) – L
Res 1 = (2 x 1.9937) – 1.9874
 Res 1 = 2.0001
Ress 2:
Ress 2 = P + (H – L)
Ress 2 = 1.9937 + (1.9991 – 1.9874)
Ress 2 = 2.0064

Dengan grafik, tampilan akan menjadi sebagai berikut:

alt
Ok sekarang, bagaimana cara pemakaiannya? Sebenarnya kita sudah membahas bagaimana perilaku harga ketika mendekati titik sup dan res nya. Namun demi kemudahan Anda, berikut kami ringkaskan kegunaan dari Pivot point:
  • Bila harga mendekati  titik Support, kemungkinan harga akan berbalik kembali ke atas atau jika trend turun terlalu kuat, maka harga justru akan menembusnya dan trend turun akan semakin kuat
  • Jika harga mendekati titik ressistance maka harga akan kembali bergerak turun menjauhi titik resistance, namun jika trend naik terlalu kuat (biasanya karena isu fundamental) maka harga akan tembus titik ressistance untuk kemudian naik lebih jauh lagi.
Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa akurat penggunaan titik support dan ressistance dengan menggunakan pivot point? Hmm… pertanyaan yang sulit. Kunci ke akuratan pivot point berada pengambilan titik High, Low dan Close yang tepat sesuai dengan history yang terjadi. Banyak dari trader memodifikasi sedemikian rupa Pivot mereka sehingga tidak lagi menggunakan H, L, C, dan O pada candle sebelumnya tetapi bisa saja beberapa candle sebelumnya yang diringkas menjadi satu. Trader lainnya memodifikasi rumus pivot sehingga sesuai dengan cara trading mereka.
Sejauh ini Pivot digunakan cukup luas dalam trading sehari-hari. Akurasinya juga cukup lumayan. Kesulitan yang terjadi pada pivot adalah pada pemakaiannya yang acap kali perlu memasukkan rumus ini dan itu. Untuk mempremudah Anda, gunakan Excel dalam menentukan titik P, Sup dan Res sehingga Anda cukup memasukkan angka H, L, C dan O saja.
Satu hal yang perlu diingat, Pivot cukup ampuh ketika harga tidak sedang dipengaruhi berita atau isu-isu fundamental yang kuat. Dalam keadaan berita muncul dan volatilitas harga menjadi tidak rutin tetapi lebih cenderung bergerak karena demmand supply tak beraturan, Pivot menjadi kurang efektif sehingga akan lebih baik untuk beralih kepada perhitungan Sup dan Res secara psikologis bukan secara teknis seperti Pivot Point.

Tidak ada komentar:
Write komentar